Zeolite |
Kompos Zeolit
Agar kompos yang
diberikan tidak cepat hilang atau larut maka perlu dicampur dengan zeolit. Pemanfaatan
zeolit di Indonesia masih terbatas, karena belum semua masyarakat tani
Indonesia menyadari manfaatnya. Yakni sebagai bahan pembenah tanah. Salah satu
sifat kimia dari zeolit adalah kemampuannya mengikat kation yang tinggi. Dengan
demikian unsur hara yang diberikan lewat pemupukan akan lebih efisien apabila
tanah pertanian diberi zeolit. Zeolit tidak hanya mengawetkan unsur N saja, tetapi juga
K, Ca dan Mg. Kemampuan mengawetkan pupuk ini berarti akan menghemat beaya
pemupukan. Penggunaan zeolit dalam lahan pertanian ibarat memberi makan tanaman
dengan wadahnya. Jadi apabila tanah diberi pupuk dengan tambahan zeolit, maka
ibaratnya zeolit adalah wadahnya dan pupuk adalah makanannya. Dengan demikian
pupuk (makanan) yang diberikan pada tanaman akan selalu tersedia dan awet
karena tidak tercecer kemana-mana. (Anonimous, 2004).
Faktor yang
Mempengaruhi Proses Pengomposan
Menurut Indriani (2006)
beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengoposan adalah : nilai bahan,
ukuran bahan, campuran bahan, mikroorganisme yang bekerja, kelembaban dan
aerasi, suhu dan keasaman
Cara membuat komposlit
Mula-mula
larutkan Bio Aktivator konsentrasi 2 ml/lt ( 1 liter bio aktivator untuk 1 ton
bahan baku ) diaduk sampai merata. Larutan didiamkan sambil mencampur kotoran
sapi dari Rumah Potong Hewan (RPH) dengan dedak dan arang sekam dengan
perbadingan 8:1:1 serta zeolit dengan jumlah 0,15% dari berat bahan baku.
Kemudian larutan tadi disiramkan pada campuran kotoran sapi, abu sekam, dedak
dan zeolit sampai merata. Tempatkan pada kotak kompos yang tersedia ditempat
yang ternaungi dan ditutup dengan kepang/karung goni, didiamkan selama 1
minggu. Dipantau temperatur dan kelembaban. Temperatur dijaga sekitar 25* - 70* dan kelembabannya
sekitar 50%. Pembalikan dilakukan setiap 1 minggu sekali, dan pada pembalikan
ke 3 (hari ke 21) kompos sudah bisa di manfaatkan.
Gambar 2.
Bahan-bahan Tambahan (A) Bio Aktivator dan Tetes Tebu
(B) Zeolit (C) Arang sekam (D)
Dedak / bekatul
Tabel 2. Hasil analisa yang dilakukan di Fakultas
pertanian UGM adalah sebagai berikut :
Nilai (%)
|
Hari ke
|
|||
1
|
7
|
14
|
21
|
|
N Total
|
1,52
|
1,44
|
1,55
|
1,63
|
P2O5
Total
|
1,52
|
0,87
|
1,10
|
0,97
|
K2O
Total
|
0,74
|
0,7
|
0,68
|
0,68
|
C/N Rasio
|
27,78
|
23,73
|
19,77
|
19,55
|
Gambar 3. Proses pembuatan dan pemanfaatan (A)
Campuran bahan kompos
(B) Pembalikan (C) Untuk Pemupukan
Fungsi unsur hara makro :
Fungsi dari unsur Nitrogen adalah untuk membantu proses
pembentukan klorofil, fotosintesis, protein, lemak, dan persenyawaan organik lainnya.
(Simamora dan Salundik, 2006).
Fungsi unsur hara Phospor
untuk membentuk akar, sebagai bahan dasar protein, mempercepat penuaan buah,
memperkuat batang tanaman, meningkatkan hasil biji-bijian dan umbi-umbian. (Simamora
dan Salundik, 2006).
Fungsi dari unsur hara Kalium
adalah untuk membantu pembentukan protein dan karbohodrat, memperkuat jaringan
tanaman, serta membentuk antibodi tanaman melawan penyakit dan kekeringan.
(Simamora dan Salundik, 2006).
Selama proses pengomposan
terjadi penurunan C/N Rasio sampai mendekati C/N Rasio tanah pada hari ke 14
perlakuan penambahan zeolit 0,15 % yaitu : 19, 77 dan pada hari ke 21 sudah
mencapai 19,55 artinya bahwa kompos zeolit tersebut sudah dapat digunakan dan
dapat diserap oleh akar tanaman
Tabel Perbandingan kandungan unsur hara komposlit
Hasil Percobaan dengan SNI 19-7030-2004 ( tentang pupuk organik)
No
|
Parameter
|
Satuan
|
SNI
|
Hasil Percobaan
|
1
|
Nitrogen
|
%
|
0.40
|
1,63
|
2
|
Phospor
|
%
|
0.10
|
0,97
|
3
|
Kalium
|
%
|
0.20
|
0,68
|
4
|
C/N rasio
|
-
|
<
20
|
19,55
|
Kesimpulan dari yang dapat
diambil adalah bahwa penambahan zeolit 0,15% dalam pembuatan kompos zeolit dapat
mencegah kehilangan nilai N, P, K dengan rincian sebagai berikut : Standar C/N
rasio kompos dapat dicapai pada pengomposan dengan penggunaan aktivator dan
penambahan zeolit selama 14 s.d 21 hari.
**REFERENSI
.
Anonimous, 2003, “Brosur
Bio-Sub”, Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Subur, Boyolali
Anonimous, 2004, ”Zeolit,
Bahan Pembenah Tanah”, Suara Merdeka, Semarang
Anonimous, 2004,
”Peningkatan nilai Tambah Bahan Galian (Zeolit)”, Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Koperasi Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta
Anonimous, 2005 ,
”Statistik Peternakan dan Perikanan”, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Boyolali, Boyolali
Hadiwiyoto, S, 1983,
“Penanganan dan Pemanfaatan Sampah”, Yayasan Idayu, Jakarta
Indriani, YH, 2006,
“Pembuatan Kompos Secara Kilat”, Penebar Swadaya, Jakarta
Simanora, S dan Salundik,
2006, “Meningkatkan Kualitas Kompos”, Agro Media Pustaka, Jakarta
No comments:
Post a Comment