Tuesday, February 7, 2012

GUNUNG MERAPI: Awas, Guguran di Puncak Masih Terjadi

Ancaman gunung Merapi sulit diprediksi. Masyarakat di lereng Merapi pun diharapkan memiliki kemampuan dalam menghadapi bencana primer maupun sekuder Merapi yang berpotensi datang sewaktu-waktu.

Untuk membantu masyarakat lereng Merapi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menyelenggarakan wajib latih penanggulangan bencana gunung Merapi di Desa Klakah, Kecamatan Selo, Sabtu (4/2/2012).


Kegiatan serupa juga dilakukan di 42 desa lainnya yang tersebar di empat kabupaten, yaitu Boyolali, Sleman, Magelang dan Yogyakarta.
Sementara itu, guguran-guguran masih sering terjadi di puncak Merapi. Setelah letusan dasyat pada Oktober 2010, kawah Merapi kini berdiameter 400 meter dengan kedalaman 150 meter. Bukaan di kawah baru tersebut mengarah ke selatan, ke Kali Gendol dan lain-lain. BPPTK juga tengah menyelidiki keberadaan titik api di puncak Merapi yang belum lama ini terlihat dari Magelang dan Boyolali.
Salah seorang penyelenggara acara sekaligus Kepala Seksi Merapi BPPTK Yogyakarta, Sri Sumarti menjelaskan kegiatan ini melibatkan beberapa pihak, seperti, Badan Geologi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Forum Merapi dan masyarakat.
“Kami menjelaskan kepada masyarakat di lereng Merapi berkaitan dengan ancaman primer dari letusan gunung berupa awan panas atau ancaman sekunder dalam bentuk lahar dingin. Intinya masyarakat bisa mengenali potensi bahaya di sekitar mereka. Sehingga risiko akibat letusan Merapi bisa berkurang. Pelatihan ini dilakukan minimal di 43 desa yang tersebar di empat kabupaten yang selalu terkena imbas letusan Merapi,” tutur Sri Sumarti, ketika ditemui wartawan sesuai pelatihan di Balai Desa Klakah, Kecamatan Selo.

sumber : solopos.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...