Ilustrasi Uang |
DPRD Boyolali memeringatkan sekolah berlabel Rintisan Sekolah
Berbasis Internasional (RSBI) jelang penerimaan siswa baru ini. DPRD
meminta RSBI tidak asal tarik pungutan.
Anggota Komisi IV DPRD Boyolali, Agus Ali Rosyidi mengatakan, RSBI
diminta tidak ugal-ugalan dalam menarik pungutan ke orangtua siswa.
Meskipun ia mengakui, sekolah tersebut masih menjadi favorit para siswa
setelah lulus.
“Hasil nilai Ujian Nasional (UN) dan ijazah memang belum diberikan.
Namun, sekolah RSBI secara internal telah melakukan tes untuk menjaring
siswa baru,” tuturnya saat ditemui wartawan di gedung DPRD Boyolali,
Selasa (29/5/2012).
Agus menjelaskan, Permendikbud no.60/2011 tentang larangan pungutan
tidak berlaku untuk RSBI SMA sederajat. Meski demikian, ia meminta
sekolah berlabel RSBI tidak memanfaatkannya untuk menarik pungutan
seenaknya.
Menurutnya, sejumlah kasus terjadi yakni pungutan yang ugal-ugalan
berdalih untuk kebutuhan sekolah. Bahkan, nama komite sekolah hanya
sebagai stempel saja. Pihaknya meminta komite sekolah harus bisa
berperan lebih dalam hal ini. Komite harus mampu menjadi wakil wali
murid saat membahas persoalan pendidikan terutama soal biaya.
“Misalkan saja, pengadaan seragam baru bagi siswa. Sekolah cukup
memberikan spesifikasi jenis dan selanjutnya diserahkan sepenuhnya
kepada wali murid,” katanya.
Agus berharap, sejumlah sekolah bijak dalam menyikapi hal ini.
Sekolah diminta mengedapankan skala prioritas kebutuhan sekolah. Di
Kabupaten Boyolali terdapat lima RSBI yani SMPN 1 Boyolali, SMPN 2
Boyolali, SMKN 1 Boyolali, SMK Pertanian dan SMAN 1 Boyolali.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Boyolali, Agung Wardoyo menjelaskan, tes
masuk di sekolahnya telah berlangsung pada tanggal 14-15 Mei 2012.
Sedangkan pengumuman penerimaan dilakukan 11 Juni mendatang. Terkait
besarnya biaya, baru akan dimusyawarahkan dengan orangtua siswa setelah
penerimaan.
sumber: solopos.com
No comments:
Post a Comment