|
Penyakit Neuropati Perifer |
NEUROPATI, kerusakan saraf akibat penyakit, trauma pada saraf, ataupun efek samping penyakit sistemik dapat terjadi kepada siapa saja.
Demikian kata Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi), yang juga dokter ahli saraf dari Departemen Neurologi FKUI/RSCM, Manfaluthy Hakim. Hal itu dikemukakan dalam jumpa pers bertema ”Kenali Neuropati dan Perhatikan Gejalanya” sekaligus peluncuran Neuropati Service Point, Selasa (29/5), di Jakarta.
Mereka yang berisiko paling tinggi terkena neuropati adalah penderita diabetes, orang lanjut usia, orang dengan riwayat neuropati dalam keluarga, penderita hipertensi, perokok, pengonsumsi alkohol, penderita penyakit pembuluh darah, penderita kanker, dan orang yang mengonsumsi obat-obatan yang dapat menyebabkan neuropati, seperti obat tuberkulosis dalam jangka panjang.
Manfaluthy mengatakan, neuropati dialami satu dari empat (26 persen) orang berusia di atas 40 tahun. Orang tua cenderung menderita lebih banyak gangguan saraf. Pada penderita diabetes, risiko meningkat menjadi 50 persen.
Orang yang mengalami kekurangan vitamin B dapat mengalami neuropati. Vitamin B bermanfaat untuk melindungi dan meregenerasi saraf.