Thursday, October 27, 2011

REAKTUALISASI JATI DIRI BANGSA INDONESIA


**Oleh : Drs. Taufiq Effendi, MA

Kami Bangsa Indonesia
Jati diri bangsa didefinisikan sebagai ciri khas atau karakter suatu bangsa yang membedakan dari bangsa lain. Telah terbukti bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki jati diri dan karakter. Jati diri bangsa dapat menampilkan tiga fungsi yaitu : penanda eksistensi suatu bangsa, pencerminan kondisi bangsa yang menampilkan kematangan jiwa, daya juang dan kekuatan bangsa dan pembeda dengan bangsa lain.
Pendapat para pakar dan belajar dari pengalaman negara-negara maju bahwa syarat Indonesia untuk menjadi bangsa yang unggul adalah : mempunyai pemimpin yang kuat dan visioner, menegakkan Pancasila pluralisme, sitem politik yang demokratis, rencana induk pembangunan jangka panjang, sitem hukum yang baik, Rakyat memiliki akses mendapatkan pendidika, sitem ekonomi pro rakyat, pekerja memiliki etos kerja dan produktivitas tinggi, karakteristek masyarakat, dan membangkitkan kesadaran berbangsa dan semangat ke-Indonesiaan untuk maju. 

Bangsa-bangsa lain di dunia yang maju ternyata karena punya sifat, perilaku dan karakter yang lahir dari jati diri tersebut. Perbedaan antara negara maju (kaya) dan berkembang (miskin) ternnyata tidak tergantung pada umur negara itu. Demikian juga sumber daya alam suatu negara juga tidak menjamin negara itu menjadi kaya atau miskin. Jepang mempunyai area yang sangat terbatas, 80% pegunungan dan tidak cukup untuk meningkatkan pertanian dan peternakannya. Tetapi saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu negara “industri terapung” yang besar, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya.
Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat tetapi sebagai negara pembuat coklat terbaik di dunia. Negara Swiss sangat kecil, hanya 11% daratannya yang bisa ditanami. Swiss juga mengolah susu dengan kualitas terbaik seperti Nestle yang merupakan perusahaan makanan terbesar di dunia. Swiss juga tidak memiliki reputasi keamanan, integritas dan ketertiban tetapi saat ini bank-bank di Swiss menjadi bank yang sangat disukai di dunia.
Para eksekutif dari negara maju yang berkomunikasi dengan temannya dari negara terbelakang akan sependapat bahwa tidak ada perbean yang signifikan dalam kecerdasan. Ras atau warna kulit juga bukan faktor penting. Para imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya ternyata menjadi sumber daya yang sangat produktif di negara-negara maju/kaya di Eropa.
Pertanyaannya, lalu apa perbedaannya? Perbedaannya adalah pada sikap/perilaku masayarakatnya yang telah dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan. Berdasarkan analisis perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya sehari-hari mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan sebagai berikut : 1) Etika sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari, 2) Kejujuran dan integritas, 3) Bertanggung jawab, 4) Hormat pada aturan dan hukum masyarakat, 5) Hormat pada hak/warga lain, 6) Cinta pada hak orang/warga lain, 7) Berusaha keras untuk menabung dan investasi, 8) Mau bekerja keras, 8) Mau bekerja keras, 9) Tepat waktu, 10) Tidak menyalahkan orang.
Sesungguhnya kalau kita cermati yang ada pada jati diri bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila, ternyata luar biasa bahkan melebihi prinsip-prinsip dasar yang membuat mereka bisa maju tersebut. Dengan kata lain kita tidak perlu mencari dan memaksakan mencari jati diri dengan meniru-meniru jati diri bangsa lain yang dianggap sudah maju. Karena sesungguhnya apabila bangsa Indonesia mengamalkan Pancasila yang telah disepakati sebagai landasan idiil, landasan filosofi bangsa, sumber dari segala sumber hukum dan dijadikan jati diri dan karakter bangsa yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, bangsa Indonesia akan maju setara dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia. 
Jati diri bangsa Indonesia yang diimplementasikan berdasarkan karakter sila-sila pancasila antara lain sebagai berikut : 1) Bangsa yang agamis (taat menjalankan ibadah dan mengamalkan agamanya yang diwujudkan dalam bentuk jujur, berintegrita, hormat pada atura, beretika, bertanggungjwab dan tidak koruptif), 2) Bangsa yang menghormati hak azasi manusia (berlaku adil, menghormati hak azasi orang lain yang diwujudkan dalam kehidupan yang toleran, saling menolong dan santun), 3) Bangsa yang cinta tanah air (sedia membela negara, kehormatan bangsa dan menjaga persatuan dan kesatuan yang diwujudkan dalam bentuk rukun , damai, menjaga keutuhan dan menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara serta menjaga persatuan dan kesatuan), 4) Bangsa yang demokratis (tidak maksakan kehendak dan tidak merugikan orang/kelompok lain yang diwujudkan dalam bentuk mau mendengar pendapat orang lain, siap menang dan siap kalah dalam berkompetisi, taat aturan dan suka tolong menolong), 5) Bangsa yang menjunjung tinggi kebersamaan (tidak mementingkan diri sendiri, kebersamaan, gotong royong dan peduli sesama).
Dengan 5 (lima) karakter bangsa yang disarikan dari sila-sila Pancasila tersebut saya yakin kita bisa bangkit menuju bangsa Indonesia yang jaya. Untuk mencapai itu kita tidak boleh meninggalkan jati diri Pancasila. Sebagaimana bangsa Jepang yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi global tetapi tetap bangga menggunakan kimono, menghargai orang yang lebih tua atau orang lain dengan cara menundukkan kepala dan meletakkan tangan di dada, santun dalam berpolitik, malu jika tidak berprestasi. 
Bangsa Indonesia punya banyak orang pandai dan bijak, punya banyak tokoh pemuka belbagai agama, punya banyak pakar dan cendekiawan, yang selalu berpikir cerdas dan jernih. Kita punya banyak pemuda, mahasiswa yang berpikir rasional, murni dan bersih. Kita juga punya birokrasi yang siap menjadi pelayan masyarakat, kita punya segalanya, dengan jati diri Pancasila dan mengimplentasikan karakter sila-sila Pancasila tinggal menyatukan tekad saja yaitu ”Asal Mau Pasti Bisa”. Jati diri akan membawa kita kepada ethos kerja yang kemudian akan membangun ”corporate culture” suatu bangsa untuk menuju Indonesia Jaya.

*    Disarikan dari Buku Jati Diri Bangsa Indonesia Menuju Indonesia Jaya, PT. Exatama Mediasindo Jakarta 2008
** Drs. Taufiq Effendi, MA adalah Menneg PAN (Pendayagunaan Aparatur Negara) Kabinet Indonesia Bersatu
     Anggota DPO (Dewan Pertimbangan Organisasi)  KAGAMA dan Alumni Fisipol UGM Tahun 1970

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...