**Oleh : Drs. Taufiq Effendi, MA
Kami Bangsa Indonesia |
Jati diri bangsa didefinisikan sebagai ciri khas atau
karakter suatu bangsa yang membedakan dari bangsa lain. Telah terbukti bahwa
bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki jati diri dan karakter. Jati diri
bangsa dapat menampilkan tiga fungsi yaitu : penanda eksistensi suatu bangsa,
pencerminan kondisi bangsa yang menampilkan kematangan jiwa, daya juang dan
kekuatan bangsa dan pembeda dengan bangsa lain.
Pendapat para pakar dan belajar dari pengalaman
negara-negara maju bahwa syarat Indonesia untuk menjadi bangsa yang unggul adalah
: mempunyai pemimpin yang kuat dan visioner, menegakkan Pancasila pluralisme,
sitem politik yang demokratis, rencana induk pembangunan jangka panjang, sitem
hukum yang baik, Rakyat memiliki akses mendapatkan pendidika, sitem ekonomi pro
rakyat, pekerja memiliki etos kerja dan produktivitas tinggi, karakteristek
masyarakat, dan membangkitkan kesadaran berbangsa dan semangat ke-Indonesiaan
untuk maju.
Bangsa-bangsa lain di dunia yang maju
ternyata karena punya sifat, perilaku dan karakter yang lahir dari jati diri
tersebut. Perbedaan antara negara maju (kaya) dan berkembang (miskin) ternnyata
tidak tergantung pada umur negara itu. Demikian juga sumber daya alam suatu
negara juga tidak menjamin negara itu menjadi kaya atau miskin. Jepang
mempunyai area yang sangat terbatas, 80% pegunungan dan tidak cukup untuk
meningkatkan pertanian dan peternakannya. Tetapi saat ini Jepang menjadi
raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu negara “industri
terapung” yang besar, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan
mengekspor barang jadinya.
Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat
tetapi sebagai negara pembuat coklat terbaik di dunia. Negara Swiss sangat
kecil, hanya 11% daratannya yang bisa ditanami. Swiss juga mengolah susu dengan
kualitas terbaik seperti Nestle yang merupakan perusahaan makanan terbesar di
dunia. Swiss juga tidak memiliki reputasi keamanan, integritas dan ketertiban
tetapi saat ini bank-bank di Swiss menjadi bank yang sangat disukai di dunia.
Para eksekutif dari negara maju yang
berkomunikasi dengan temannya dari negara terbelakang akan sependapat bahwa
tidak ada perbean yang signifikan dalam kecerdasan. Ras atau warna kulit juga
bukan faktor penting. Para imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya
ternyata menjadi sumber daya yang sangat produktif di negara-negara maju/kaya
di Eropa.
Pertanyaannya, lalu apa perbedaannya?
Perbedaannya adalah pada sikap/perilaku masayarakatnya yang telah dibentuk
sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan. Berdasarkan analisis perilaku
masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya sehari-hari
mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan sebagai berikut : 1) Etika sebagai
prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari, 2) Kejujuran dan integritas, 3)
Bertanggung jawab, 4) Hormat pada aturan dan hukum masyarakat, 5) Hormat pada
hak/warga lain, 6) Cinta pada hak orang/warga lain, 7) Berusaha keras untuk
menabung dan investasi, 8) Mau bekerja keras, 8) Mau bekerja keras, 9) Tepat
waktu, 10) Tidak menyalahkan orang.
Sesungguhnya kalau kita cermati yang ada
pada jati diri bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila, ternyata luar
biasa bahkan melebihi prinsip-prinsip dasar yang membuat mereka bisa maju
tersebut. Dengan kata lain kita tidak perlu mencari dan memaksakan mencari jati
diri dengan meniru-meniru jati diri bangsa lain yang dianggap sudah maju. Karena
sesungguhnya apabila bangsa Indonesia mengamalkan Pancasila yang telah
disepakati sebagai landasan idiil, landasan filosofi bangsa, sumber dari segala
sumber hukum dan dijadikan jati diri dan karakter bangsa yang diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari, bangsa Indonesia akan maju setara dengan
bangsa-bangsa maju lainnya di dunia.
Jati diri bangsa Indonesia yang
diimplementasikan berdasarkan karakter sila-sila pancasila antara lain sebagai
berikut : 1) Bangsa yang agamis (taat menjalankan ibadah dan mengamalkan
agamanya yang diwujudkan dalam bentuk jujur, berintegrita, hormat pada atura, beretika,
bertanggungjwab dan tidak koruptif), 2) Bangsa yang menghormati hak azasi
manusia (berlaku adil, menghormati hak azasi orang lain yang diwujudkan dalam
kehidupan yang toleran, saling menolong dan santun), 3) Bangsa yang cinta tanah
air (sedia membela negara, kehormatan bangsa dan menjaga persatuan dan kesatuan
yang diwujudkan dalam bentuk rukun , damai, menjaga keutuhan dan menjunjung
tinggi kehormatan bangsa dan negara serta menjaga persatuan dan kesatuan), 4)
Bangsa yang demokratis (tidak maksakan kehendak dan tidak merugikan
orang/kelompok lain yang diwujudkan dalam bentuk mau mendengar pendapat orang
lain, siap menang dan siap kalah dalam berkompetisi, taat aturan dan suka
tolong menolong), 5) Bangsa yang menjunjung tinggi kebersamaan (tidak
mementingkan diri sendiri, kebersamaan, gotong royong dan peduli sesama).
Dengan 5 (lima) karakter bangsa yang
disarikan dari sila-sila Pancasila tersebut saya yakin kita bisa bangkit menuju
bangsa Indonesia yang jaya. Untuk mencapai itu kita tidak boleh meninggalkan
jati diri Pancasila. Sebagaimana bangsa Jepang yang menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi global tetapi tetap bangga menggunakan kimono, menghargai orang
yang lebih tua atau orang lain dengan cara menundukkan kepala dan meletakkan
tangan di dada, santun dalam berpolitik, malu jika tidak berprestasi.
Bangsa Indonesia punya banyak orang pandai
dan bijak, punya banyak tokoh pemuka belbagai agama, punya banyak pakar dan
cendekiawan, yang selalu berpikir cerdas dan jernih. Kita punya banyak pemuda, mahasiswa yang
berpikir rasional, murni dan bersih. Kita juga punya birokrasi yang siap
menjadi pelayan masyarakat, kita punya segalanya, dengan jati diri Pancasila
dan mengimplentasikan karakter sila-sila Pancasila tinggal menyatukan tekad
saja yaitu ”Asal Mau Pasti Bisa”. Jati diri akan membawa kita kepada ethos
kerja yang kemudian akan membangun ”corporate culture” suatu bangsa untuk
menuju Indonesia Jaya.
* Disarikan dari Buku Jati Diri Bangsa
Indonesia Menuju Indonesia Jaya, PT. Exatama Mediasindo Jakarta 2008
** Drs. Taufiq Effendi, MA adalah
Menneg PAN (Pendayagunaan Aparatur Negara) Kabinet Indonesia Bersatu
Anggota DPO (Dewan Pertimbangan
Organisasi) KAGAMA dan Alumni Fisipol
UGM Tahun 1970
No comments:
Post a Comment