Wednesday, March 28, 2012

Komposlit Bagian II

Zeolite
Kompos Zeolit
Agar kompos yang diberikan tidak cepat hilang atau larut maka perlu dicampur dengan zeolit. Pemanfaatan zeolit di Indonesia masih terbatas, karena belum semua masyarakat tani Indonesia menyadari manfaatnya. Yakni sebagai bahan pembenah tanah. Salah satu sifat kimia dari zeolit adalah kemampuannya mengikat kation yang tinggi. Dengan demikian unsur hara yang diberikan lewat pemupukan akan lebih efisien apabila tanah pertanian diberi zeolit. Zeolit tidak hanya mengawetkan unsur N saja, tetapi juga K, Ca dan Mg. Kemampuan mengawetkan pupuk ini berarti akan menghemat beaya pemupukan. Penggunaan zeolit dalam lahan pertanian ibarat memberi makan tanaman dengan wadahnya. Jadi apabila tanah diberi pupuk dengan tambahan zeolit, maka ibaratnya zeolit adalah wadahnya dan pupuk adalah makanannya. Dengan demikian pupuk (makanan) yang diberikan pada tanaman akan selalu tersedia dan awet karena tidak tercecer kemana-mana. (Anonimous, 2004).


Faktor yang Mempengaruhi Proses Pengomposan
Menurut Indriani (2006) beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengoposan adalah : nilai bahan, ukuran bahan, campuran bahan, mikroorganisme yang bekerja, kelembaban dan aerasi, suhu dan keasaman
Cara membuat komposlit
            Mula-mula larutkan Bio Aktivator konsentrasi 2 ml/lt ( 1 liter bio aktivator untuk 1 ton bahan baku ) diaduk sampai merata. Larutan didiamkan sambil mencampur kotoran sapi dari Rumah Potong Hewan (RPH) dengan dedak dan arang sekam dengan perbadingan 8:1:1 serta zeolit dengan jumlah 0,15% dari berat bahan baku. Kemudian larutan tadi disiramkan pada campuran kotoran sapi, abu sekam, dedak dan zeolit sampai merata. Tempatkan pada kotak kompos yang tersedia ditempat yang ternaungi dan ditutup dengan kepang/karung goni, didiamkan selama 1 minggu. Dipantau temperatur dan kelembaban. Temperatur dijaga sekitar 25* - 70*  dan kelembabannya sekitar 50%. Pembalikan dilakukan setiap 1 minggu sekali, dan pada pembalikan ke 3 (hari ke 21) kompos sudah bisa di manfaatkan.
 Gambar 2. Bahan-bahan Tambahan (A) Bio Aktivator dan Tetes Tebu
(B) Zeolit (C) Arang sekam (D) Dedak / bekatul                     
Tabel 2. Hasil analisa yang dilakukan di Fakultas pertanian UGM adalah sebagai berikut :
Nilai (%)
Hari ke
1
7
14
21
N Total
1,52
1,44
1,55
1,63
P2O5  Total
1,52
0,87
1,10
0,97
K2O Total
0,74
0,7
0,68
0,68
C/N Rasio
27,78
23,73
19,77
19,55
Gambar 3. Proses pembuatan dan pemanfaatan (A) Campuran bahan kompos
(B) Pembalikan (C) Untuk Pemupukan

Fungsi unsur hara makro : 
       Fungsi dari unsur Nitrogen adalah untuk membantu proses pembentukan klorofil, fotosintesis, protein, lemak, dan persenyawaan organik lainnya.  (Simamora dan Salundik, 2006).
Fungsi unsur hara Phospor untuk membentuk akar, sebagai bahan dasar protein, mempercepat penuaan buah, memperkuat batang tanaman, meningkatkan hasil biji-bijian dan umbi-umbian. (Simamora dan Salundik, 2006).
Fungsi dari unsur hara Kalium adalah untuk membantu pembentukan protein dan karbohodrat, memperkuat jaringan tanaman, serta membentuk antibodi tanaman melawan penyakit dan kekeringan. (Simamora dan Salundik, 2006).
Selama proses pengomposan terjadi penurunan C/N Rasio sampai mendekati C/N Rasio tanah pada hari ke 14 perlakuan penambahan zeolit 0,15 % yaitu : 19, 77 dan pada hari ke 21 sudah mencapai 19,55 artinya bahwa kompos zeolit tersebut sudah dapat digunakan dan dapat diserap oleh akar tanaman
Tabel  Perbandingan kandungan unsur hara komposlit Hasil Percobaan dengan SNI 19-7030-2004 ( tentang pupuk organik)
No
Parameter
Satuan
SNI
Hasil Percobaan
1
 Nitrogen
%
0.40
1,63
2
 Phospor
%
0.10
0,97
3
 Kalium
%
0.20
0,68
4
C/N rasio
-
< 20
19,55
 
Kesimpulan dari yang dapat diambil adalah bahwa penambahan zeolit 0,15% dalam pembuatan kompos zeolit dapat mencegah kehilangan nilai N, P, K dengan rincian sebagai berikut : Standar C/N rasio kompos dapat dicapai pada pengomposan dengan penggunaan aktivator dan penambahan zeolit selama 14 s.d 21 hari.

**REFERENSI
.
Anonimous, 2003, “Brosur Bio-Sub”, Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Subur, Boyolali
Anonimous, 2004, ”Zeolit, Bahan Pembenah Tanah”, Suara Merdeka, Semarang
Anonimous, 2004, ”Peningkatan nilai Tambah Bahan Galian (Zeolit)”, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Yogyakarta
Anonimous, 2005 , ”Statistik Peternakan dan Perikanan”, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, Boyolali
Hadiwiyoto, S, 1983, “Penanganan dan Pemanfaatan Sampah”, Yayasan Idayu, Jakarta
Indriani, YH, 2006, “Pembuatan Kompos Secara Kilat”, Penebar Swadaya, Jakarta
Simanora, S dan Salundik, 2006, “Meningkatkan Kualitas Kompos”, Agro Media Pustaka, Jakarta

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...